Minggu, 25 Juli 2010

KEPEMIMPINAN DAN BAGAIMANA MELAKSANAKAN KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF

Secara sederhana leadership (kepemimpinan) adalah suatu seni memberi inspirasi dan memengaruhi orang lain untuk mencapai sasaran dan tujuan bersama yang telah ditetapkan.

Salah satu faktor dari keberhasilan organisasi mencapai tujuan-tujuannya adalah kepemimpinan (leadership) yang ditunjukkan oleh pemimpinnya. Sehingga dapat dikatakan efektivitas dan keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh kepemimpinan dari organisasi tersebut.

Secara umum pemimpin pada dasarnya dilahirkan, namun pendekatan behavioralistik menyatakan bahwa pemimpin dapat diciptakan. Meskipun tidak ada kesamaan dalam hal apakah pemimpin merupakan bawaan sejak lahir atau dapat diciptakan, namun semua teoritikus kepemimpinan memiliki kesamaan pendapat bahwa kepemimpinan dapat ditingkatkan dengan cara mempelajarinya. Meskipun, seseorang yang berbakat memimpin akan tampak dari sejak dini, pada dasarnya tidak seorangpun tahu dia dilahirkan sebagai pemimpin atau tidak, kadangkala kesadaran dan insting kepemimpinan tidak serta merta tumbuh. Sehingga setiap orang perlu untuk memahami dan mempelajari ilmu kepemimpinan.

Dalam bahasa yang sederhana kepemimpinan adalah kemampuan memengaruhi orang lain. Karena setiap orang dapat memengaruhi orang lain, maka setiap orang sebenarnya adalah pemimpin. Islam meyakinkan kalau semua orang adalah pemimpin, dan kelak pasti diminta tanggungjawab karena semua yang dilakukannya. Bagi seorang muslim, kepemimpinan merupakan amanah dari Allah SWT yang sekecil apapun peran kita akan diminta laporan pertanggungjawaban dan akan diberi rewards, berupa pahala hadiah kenikmatan yang luar biasa.

Meski tidak setiap orang akan menjadi pemimpin besar, namun setiap orang dapat menjadi pemimpin yang lebih baik (there is no best but there is the better). Selanjutnya yang perlu diketahui adalah kepemimpinan yang efektivitas dapat dicapai dengan meningkatkan diri melalui proses belajar.

Ki Hajar Dewantoro, mengatakan seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu, yang pertama menjadi teladan (ing ngarso sung tulodo), kedua dapat memberikan motivasi dan membakar semangat kelompok atau organisasi mencapai cita-cita bersama (ing madyo mangun karso), ketiga selalu memberi dorongan, dukungan moral dan keyakinan serta berani berkorban demi organisasi (tut wuri handayani).

Gaya kepemimpinan kadangkala berpengaruh terhadap kinerja organisasi, pemimpin yang paternalistik menjadikan dirinya adalah pusat dari segala keputusan dan orang dibawahnya adalah mereka yang siap sedia melaksanakan keputusan-keputusan yang dimaksud. Adapun kepemimpinan demokratis, keputusan tidak berada dalam satu orang pemimpin tertinggi melainkan diambil melalui usulan-usulan bersama dari semua yang terlibat, sehingga keputusan yang lahir marupakan keputusan bersama organisasi. Derivasi dari dua paradigma kepemimpinan masih banyak lagi, misalnya tipe komando, egalitarianis, kolektif kolegialm dan masih banyak lagi.

Anggaplah semua tipe dan gaya kepemimpinan bersifat taken for granted, karena biasanya juga lahir melalui proses dalam organisasi itu sendiri. Pada kesempatan kali ini bagaimana kita memahami dan meningkatkan keterampilan pengelolaan pribadi (self-management), seorang pemimpin harus mampu melakukan upaya-upaya peningkatan efektivitas kepemimpinan (leadership effectiveness).

Tidak ada komentar: